JOKO JAGA TRAFFIC LIGHT
Suatu malam Joko ketika masih di Akademi Kepolisian di Candi, dipinggiran Semarang, mendapat tugas praktek lapangan untuk pertama kalinya diantar seorang sersan pelatih memasuki kota Semarang.
Mereka sampai disebelah tempat dekat perempatan jalan.
Pelatih : “Nah, kau lihat lampu merah itu? Kau bertugas di sana,” sambil menunjuk Trafic Light yg menyala merah di perempatan jalan.
Taruna Joko : “Siap Sersan Pelatih”.
Suatu malam Joko ketika masih di Akademi Kepolisian di Candi, dipinggiran Semarang, mendapat tugas praktek lapangan untuk pertama kalinya diantar seorang sersan pelatih memasuki kota Semarang.
Mereka sampai disebelah tempat dekat perempatan jalan.
Pelatih : “Nah, kau lihat lampu merah itu? Kau bertugas di sana,” sambil menunjuk Trafic Light yg menyala merah di perempatan jalan.
Taruna Joko : “Siap Sersan Pelatih”.
JOKO KEBABLASAN JAGA TRAFFIC LIGHT
Semalaman taruna Joko tidak pulang2.
Sehari kemudian ia muncul dan langsung menghadap sang sersan pelatih.
Pelatih menghardik : “Ke mana saja engkau?”…kenapa latihan jaga Traffic light lama banget?”.
Joko : “Siap! Ke Solo, lalu balik kembali,”
Pelatih : “Kenapa sampai ke Solo???!!!”.
Joko tegas : “Ternyata lampu merah itu lampu belakang sebuah truck. Laporan selesai!”
Semalaman taruna Joko tidak pulang2.
Sehari kemudian ia muncul dan langsung menghadap sang sersan pelatih.
Pelatih menghardik : “Ke mana saja engkau?”…kenapa latihan jaga Traffic light lama banget?”.
Joko : “Siap! Ke Solo, lalu balik kembali,”
Pelatih : “Kenapa sampai ke Solo???!!!”.
Joko tegas : “Ternyata lampu merah itu lampu belakang sebuah truck. Laporan selesai!”
JOKO NONTON BOLA
Joko : "Istriku yg cantik, malam ini ada pertandingan sepak bola, aku akan pergi nonton bersama temanku. Daging kambing di dalam kulkas kamu masak, sepulangku dari nonton nanti akan kusantap".
Istri : “Aku juga mau ikut pergi nonton”.
Joko : “Jangan ….. hanya ada 2 tiket, dan ia sebaiknya tinggal di rumah saja…. Mengenai serunya suasana pertandingan nanti aku ceritakan sesudah pulang nanti”.
Joko : "Istriku yg cantik, malam ini ada pertandingan sepak bola, aku akan pergi nonton bersama temanku. Daging kambing di dalam kulkas kamu masak, sepulangku dari nonton nanti akan kusantap".
Istri : “Aku juga mau ikut pergi nonton”.
Joko : “Jangan ….. hanya ada 2 tiket, dan ia sebaiknya tinggal di rumah saja…. Mengenai serunya suasana pertandingan nanti aku ceritakan sesudah pulang nanti”.
JOKO PULANG NONTON BOLA
Joko : “Warti!!! … Istriku … Aku pulang dari nonton bola sang isteri, …. Ooo ada selembar catatan pendek”.
Pesan : "O, darling, daging kambing di dlm kulkas sekarang kubawa ke rumah ibuku dan aku minta ibuku memasaknya. Karena jumlah anggota keluargaku banyak, maka daging itu mungkin akan tak bersisa, tapi kamu jangan khawatir…. suasana meriah …. Nanti kuceritakan kepadamu sepulangku nanti, oke?"
Joko berguman : “Ohh keliatannya kamu kecewa tdk diajak nonton bola, terus membalas dg cara ini???”.
Joko : “Warti!!! … Istriku … Aku pulang dari nonton bola sang isteri, …. Ooo ada selembar catatan pendek”.
Pesan : "O, darling, daging kambing di dlm kulkas sekarang kubawa ke rumah ibuku dan aku minta ibuku memasaknya. Karena jumlah anggota keluargaku banyak, maka daging itu mungkin akan tak bersisa, tapi kamu jangan khawatir…. suasana meriah …. Nanti kuceritakan kepadamu sepulangku nanti, oke?"
Joko berguman : “Ohh keliatannya kamu kecewa tdk diajak nonton bola, terus membalas dg cara ini???”.
JOKO GARA2 BOLA
Meler-meler pilek ingus keteter
Sampai terasa sakit di kepala
Sakit hati sering membuat teler
Gara2 bola bisa tidak bicara
Meler-meler pilek ingus keteter
Sampai terasa sakit di kepala
Sakit hati sering membuat teler
Gara2 bola bisa tidak bicara
JOKO CUEK KARENA BOLA
Istri : “Mas… mas… lampu kamar mandi, mati tolong benerin dulu!”
Joko : “Aku lagi asyik banget nonton bola …. Emangnya aku pe-el-en ”
Istri: “Mask ok cuek… mas… kran airnya bocor tolong dong, aku mau mandi dulu…”
Joko : “Emangnya aku pe-de-a-em…Entar kau lagi serius nonton … jangan diganggu ”
Istri : “Mas… mas… lampu kamar mandi, mati tolong benerin dulu!”
Joko : “Aku lagi asyik banget nonton bola …. Emangnya aku pe-el-en ”
Istri: “Mask ok cuek… mas… kran airnya bocor tolong dong, aku mau mandi dulu…”
Joko : “Emangnya aku pe-de-a-em…Entar kau lagi serius nonton … jangan diganggu ”
JOKO SELESAI NONTON BOLA
Akhirnya Joko baru berdiri dari tempat duduknya dan pergi ke kamar mandi. Si Doel heran kenapa kok lampunya udah terang dan kran airnya udah bagus lagi… Lalu Joko manggil istrinya…
Joko : “Istriku sayang… kok lampu sama kran airnya udah bener, siapa yang benerin?”
Istri : “Tadi ada anak muda lewat aku panggil aja minta tolong suruh benerin, tapi dia minta upah…”
Akhirnya Joko baru berdiri dari tempat duduknya dan pergi ke kamar mandi. Si Doel heran kenapa kok lampunya udah terang dan kran airnya udah bagus lagi… Lalu Joko manggil istrinya…
Joko : “Istriku sayang… kok lampu sama kran airnya udah bener, siapa yang benerin?”
Istri : “Tadi ada anak muda lewat aku panggil aja minta tolong suruh benerin, tapi dia minta upah…”
JOKO DIBALAS ISTRINYA
Joko : “benerin lampu sama kran … Dia minta upah berapa?”
Istri: “Dia suruh pilih, ‘kasih kue atau temenin tidur sebentar’.”
Joko : “Lalu kamu kasih kue dia?”
Istri: “Emangnya aku toko roti?!”
Joko : “+++???+++!!!!”
Joko : “benerin lampu sama kran … Dia minta upah berapa?”
Istri: “Dia suruh pilih, ‘kasih kue atau temenin tidur sebentar’.”
Joko : “Lalu kamu kasih kue dia?”
Istri: “Emangnya aku toko roti?!”
Joko : “+++???+++!!!!”
JOKO BERLATIH BOLA DI PUSDIK CIMAHI
Istri : “Mas… mas… dulu pernah masuk Pusdikhub TNI Cimahi???!”
Joko : “Pernah 1 bulan dan Aku bangga krn Pusdik Cimahi juga pernah melatih pemain sepakbola Inggris… ”
Istri: “Pemain siapa namanya??? …”
Joko : “BECKHAM …. …Pusdikbeckham….Pusat Pendidikan Perbekalan dan Hangar Muatan”
Istri : “Mas… mas… dulu pernah masuk Pusdikhub TNI Cimahi???!”
Joko : “Pernah 1 bulan dan Aku bangga krn Pusdik Cimahi juga pernah melatih pemain sepakbola Inggris… ”
Istri: “Pemain siapa namanya??? …”
Joko : “BECKHAM …. …Pusdikbeckham….Pusat Pendidikan Perbekalan dan Hangar Muatan”